Senin, 03 Oktober 2011

bahasa arab


 
BAB I 
 PENDAHULUAN

Dalam istilah bahasa arab ada beberapa unsur penting yang menjadi pokok dalam suatu pembicaraan dengan bahasa arab, diantara unsur kalimat tersebut yang akan diuraikan disiniadalah kalimat Fi’il atau dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja. Kalimat fi’il yang digunakandalam bahasa arab itu terbagi kedalam beberapa macam kategori sesuai dengan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan (Fi’il) tersebut, serta sesuai dengan ‘Amil (instruksi) yang datang padakata kerja tersebut. Karena ditinjau dari segi harkat/ barisnya, kalimat fi’il ada yang Mu’rob(berubah – ubah harkatnya) dan ada yang Mabni (tidak dapat diubah harkatnya) sebagaimananama fi’il tersebut. Untuk mengetahui labih lanjut tentang pembagian fi’il, akan kami jelaskandalam pembahasan di bab II.
iii
 
BAB IIPEMBAHASANA.FI’IL MADLI (KATA KERJA LAMPAU)

Fi’il madli adalah suatu kata kerja dan memiliki makna akan suatu pekerjaan yangsudah dikerjakan. Jadi fi’il madli adalah kalimat – kalimat bahasa arab yang diucapkan yangmempunyai arti suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut sudah dikerjakan.
Fi’il Madli hukumnya mabni, adalah mabni yang jadi pokok atau standar harkatfi’il madli adalah dibaca fathah yang lazim disebut mabni fathah. Jadi kalimat fi’il madlitidak boleh dibaca dhamah ataupun sukun.
Huruf akhir mabni fatah
Bila bertemu wawu jamak, maka mabni dhomah
Bila bertemu dlomir rofa’ mutaharik, maka mabni sukun
Ada
دق
dlomir rofa’ mutaharik pasti madli
دق
  masuk pada madly bermakna sungguh – sungguhAda kalanya fi’il madli bisa berupa Mabni Ma’lum dan Mabni Majhul. Yangmembedakan ma’lum dan majhul adalah tinjauan makna dengan melihat Siyaqul Kalamnya.Bila ada isim, kemudian langsung ada fi’il maka fi’il tersebut kebanyakan berdlomir sama dengan isim tadi.Contoh :
اون ُ مَا  َ يْذ ِ لّّاِ:  َ يْذ ِ لّاَ
: dlomirnya
ه ونما

: dlomirnya
ه
Atau pasti ada dlomir mutasil yang kembali pada isim tersebut, contohnya
اـنـبصَاَ َ يْذلّَ

ada dlomir

ه

yang kembali pada
يذلا
B.
FI’IL MUDLORI
iii
 
Fi’il mudlari adalah kata kerja yang menunjukkan masa sekarang atau masa yangakan datang.Cara membuat mudlari yaitu dengan menambah satu huruf mudlaraah yaitu
,ت ,أ ,
dan

di baca fathah kecuali pada mudlari yang madlinya 4 (empat) huruf atau pada fi’ilmudlari yang mabni majhul maka dibaca dlamah.Huruf yang khusus mendahului fi’il mudlari adalah :
 ل ُَ

:
 bermakna tidak 
 ْ لَ
:

 bermakna tidak akan
س
: bermkana akan
فَو ْ َ

: bermakna akanSedangkan huruf – huruf yang lain bisa mendahului fi’il mudlari atau fi’il madli ataumubtada, seperti :
 و

: bermakna dan
ف
: bermakna maka
مث
: bermakna makaJuga bisa didahului pertanyaan (
مهتسا
) seperti :
أ
: bermakna apakah
ل
: bermakna apakah

: bermakna apakah
ن
: bermakna siapaFi’il mudlari mesti diawali salahsatu huruf 
ي , ,ء ,
dan di baca rofa harkatnyadhomah. Cara mencari madlinya dengan cara huruf pertamanya dibuang conto ;
مع
م
Walaupun diawali huruf mudlaraah tetapi bila tanpa alasan tidak dibaca rafa makatidak termasuk madlari, seperti :
َ ز َ ـْاَ
iii
 
Mudlari yang akhirnya berupa
َ وْ/ ِا / ن َ ْ 
yang disebut Afalul Khamsah padawaktu nasab
nya dibuang. Contoh :
 رِ ّ اـق ُـّَ  ُ ع َ  ْَن ْ َ وَا ُ ع َ  ْَم ْ َْ ِ َ
Khusus yang diakhiri
و
setelah
(nun) dibuang, maka diberi
ا
(alif). Contoh :
نَ ا ْ  ُ ِ ؤ ْ ُ

 bila digandeng/didampingi dengan Dlamir Muttasil, maka
ا
(alif) dibuang. Contoh :
 ّ  َ ت َ َن ْ َ وَ
Fi’il mudlari yang diakhiri nun muanats :
ن َ  ْ ع َ  ْَ

hukumnya mabni, artinya tidak terpaengaruh dengan kata lain.
C.FI’IL ‘AMA
Fi’il Amar adalah suatu ungkapan kata yang mempunyai arti kata perintah.HukumFi’il Amar adalah Mabni Sukun, biasanya didahului oleh amil (huruf atau lafadz jawajim).Fi’il amar bentuk wazannya adalah bentuk mudlari yang dibuang mudlaraahnya yangdibaca jazm. Tandanya adalah sukun ( -
ْ
). Semua hamzahnya fi’il amar dibaca kasroh kecuali‘ain fi’il dhamah maka dibaca dhamah, seperti :
ل ْ ع ُ ـْاُ 
dan khusus dari wazan
ل َ ع َ ْاَ-ل ُ ع ِ  ْُ 
maka dibaca fathah seperti
ل ْ ع ِ ْاَ
.Fi’il amar bisa disebut cacat bila hurufnya kurang dari 4 (empat) kurang memenuhihuruf - huruf wazan.Fi’il mudlari yang huruf terakhirnya berupa huruf ilat maka ketika dijadikan amar,huruf ilat tersebut dibuang. Contoh :
ُدْاُ 
asalnya
ـَدَ–  ْ ُ ْ ـَ 
kemudian huruf pertamamudlari dibuang dan karena yang terakhir berupa wawu (
 و
) maka dibuang, jadinya
ُدَ 
kemudian diberi hamzah (
ء
) karena ’ain fi’il dibaca dlamah, maka hamzah (
ء
)nya jugadibaca dlamah jadi
ُدْاُ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar